Permainan dan Kesunyian di Camden

Saya ingat pertama kali duduk sendirian dengan satu kartu—angka-angkanya berkedip seperti drum jauh di ruang bercahaya keemasan. Tak ada sorak yang mengelilingi saya. Hanya detak pelan permainan, dan beban menunggu. Saya tidak datang untuk hadiah. Saya datang untuk ketenangan. Ini bukan hiburan—ini ritual. Setiap undian, langkah dalam tarian yang tak ada yang melihat. Mesin-mesin berdengung bukan untuk memikat—tapi untuk menahan ruang bagi apa yang tak terucap: kesunyian sebagai ritme. Di Camden London, di mana hujan mengetuk kaca dan tengah malam bergelayut di jalanan kosong, saya belajar bahwa peluang tinggi tak menghibur—mereka mengungkap. Kartu bonus bukan hadiah; mereka adalah undangan—for pause, to breathe, to sit with absence.